love is my enemy ??? what??!

Posted: Sunday, June 20, 2010 by absolutena in Labels:
0

saya tahu betul bagaimana rasanya dicintai. rasanya agak berbeda dengan mencintai. makanya, setiap orang butuh keduanya untuk melengkapi esensi cinta, dan bisa memaknai kata sakti tanpa definisi yang jelas itu. saya berasumsi bahwa mencintai dan dicintai dalam tulisan ini adalah dua rasa yang tulus, sejati dan tanpa pamrih. jadi, bagi mereka yang sedang bercinta dengan pamrih dan sedang tidak tulus, tolong jangan membaca dan membandingkan tulisan ini dari sisi Anda.

aneh rasanya, ketika mengetahui bahwa cinta selalu butuh dua kubu. kalo engga muncul dari kedua belah pihak, cinta disebut bertepuk sebelah tangan. ada juga yang saling mencintai, namun dengan kadar atau kedalaman yang berbeda. kubu yang satu punya cinta yang besar melebihi kubu lainnya, atau justeru yang satunya engga merasakan cinta sedalam pasangannya. tapi, apakah itu jadi masalah?



kenapa selalu saja ada yang mencekal, ketika seseorang terlihat tidak terlalu peduli terhadap pasangannya..? kenapa selalu ada orang lain yang menganggap seseorang tidak mencintai pasangannya dengan benar – benar, ketika seseorang itu engga menjadikan pasangannya sebagai prioritas hidupnya?? apakah yang namanya cinta harus ditunjukkan dengan selalu rela mati demi orang yang dicintai? apakah cinta namanya jika 24 jam sehari harus dilewati berduaan aja?

saya ngga paham tentang cinta. saya sering merasa benci kepada orang – orang yang saya cintai. apakah dengan begitu cinta bersyarat?

dalam cinta, harus selalu ada kubu yang mengalah. entah mengalah untuk kembali pada track komitmen yang sesungguhnya. atau mengalah untuk meredam emosi dan amarah. atau mengalah untuk menjaga keutuhan cinta. atau mengalah, karena kondisi mengharuskan untuk mengalah. saat itu, mungkin saya mengalah pada rasa cinta yang mungkin masih terlalu mentah oleh ego. makanya, saya lupa bagaimana rasanya mencintai. kala itu, cinta itu dihempaskan begitu saja oleh situasi. kandas tanpa sempat saling mengait. kemudian, mencintai adalah musuh besar yang ngga ingin saya hadapi sampai kapanpun. love is my enemy.

tapi, cinta selalu membuat waktu berlalu tanpa disadari. begitupula waktu yang juga membuat cinta jadi lalu.

ketika waktu membuat saya harus berdamai dengan musuh besar itu, dicintai adalah obat yang paling mujarab. kadang orang tidak menyadari bahwa dirinya telah menjadi dunia bagi seseorang. tapi bukan itu intinya.. sesekali, kita memang harus mau mengalah. menepiskan ego. membuka mata dan hati selebar – lebarnya. meyakinkan diri sendiri bahwa mencintai dan dicintai memang butuh dua belah kubu. masalah besar kecilnya rasa itu, cinta sendiri sepertinya engga pernah menuntut keadilan. yang penting, cinta itu dicintai,

... dan mencintai.

this writing i dedicated to myself.


0 comments: